Selasa, 16 November 2010

Resume Lomba Film Pendek UI Festival 2010


Lomba merupakan alat ukur kemampuan bagi siapapun yang mengikutinya. Melihat sejauh mana kemampuan yang ia miliki dalam bidang yang diperlombakan. Menang, artinya karya yang dilombakan adalah terbaik dari yang ada. Sedangkan, kalah hanya merupakan kemenangan yang tertunda yang seharusnya peserta tidak berkecil hati dan terus berusaha membuat yang terbaik. 

            Lomba Film Pendek UI Festival 2010 tingkat mahasiswa se-Indonesia yang mengangkat tema ’Multikulturalisme’ merupakan serangkaian acara UI Festival 2010 yang sudah berlangsung sejak tanggal 5 November lalu. Dari seluruh film yang masuk, telah disaring 10 film terbaik (finalis) yang mendapat kehormatan untuk diputar di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, yang mana dari 10 film tersebut nantinya akan dipilih juara 1, 2, dan 3. Kami memilih empat juri yang sangat kompeten dalam bidang  film. Keempat juri tersebut adalah Jajang C Noer, Sheila Timothy, Iman Brotoseno, dan Armantono.

            Berbagai masukan dan kritikan terlontar dari para juri setelah menonton semua film dari para peserta. Ibu Jajang C Noer mengatakan bahwa hal yang paling menggangunya adalah ketika logika jalan cerita dan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar kurang diperhatikan para peserta. Kedua hal tersebut adalah hal yang kecil tapi jika tidak diperhatikan akan sangat menggangu. Ibu Sheila Timothy menilai dengan tidak melihat eksekusi film dan akting para pemain karena peserta masih pemula. Yang dilihat adalah ide cerita yang diangkat dari tema besar ’multikulturalisme’ tersebut.  Terlihat bahwa peserta harus lebih banyak membaca, menonton film, dan berpikir out of the box. Dari seluruh peserta, tema untuk menggambarkan multikulturalisme rata-rata hampir sama. Seolah-olah para peserta memakai kacamata kuda yang menyempitkan arti kata multikulturalisme. Pak Iman Brotoseno pun sependapat. Beliau menilai bahwa rata-rata  penyampaian pesan terlalu rumit dan terlihat seperti film panjang yang dibuat film pendek sehingga tidak bisa menjaga ritme atau alur secara apik. Timeline harus benar-benar diperhatikan. Pak Armantono mengartikan tema dengan baik, bagaimana melihat tema dengan verbal. Tema berbeda dengan cerita. Tema harus menjiwai film tersebut dan bukan menjadi propaganda film. Mbak Sheila menambahkan bahwa setiap peserta sudah menunjukkan bakat-bakat yang baik serta memberikan ide-ide yang unik ke dalam filmnya. Jangan pernah menyerah, teruslah bekarya, dan teruslah belajar. 

Dari semua hal itu, yang ingin ditegaskan sekali lagi dari lomba ini adalah bahwasanya lomba ini merupakan ajang pembelajaran bagi calon-calon sineas muda Indonesia agar terus menghasilkan karya-karya yang tentunya berkualitas sehingga kelak dapat memajukan industri perfilman Indonesia.



Salam hangat,
Muni - PJ Film UI Festival 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar